Sabtu, 17 Januari 2015

Jikalau Tuhanku Murka

Menginggat para utusan Allah seperti para nabi dan rasul, kita punya tugas yang sama yaitu menyampaikan kebenaran. Jika pada setiap malam Ilahi Rabbi mendengar doa para nabi melakukan permohonan terhadap saudara-saudaranya yang zhalim kami pun serupa. Kami hampir tinggal di tanah zhalim, namun semangat kami tidak pernah tergores dengan kata menyerah.
 Jutaan penduduk muslim terpecah belah di karenakan pemimpinnya yang gemar ingkar janji dan umbar kata. Dia katakan, ia adalah seorang muslim namun menafikan kebenaran yang Allah qalamkan. Tak sedikit yang dia janjikan, namun diingkari. Apakah pemimpin kami ini berasal dari turunan dewa yang tak secuil pun takut dengan siksa neraka??
Apakah pemimpin kami tidak bisa menghamba pada yang Esa?
Atau kelak ia ingin mengEsakan diri?

Paham idealis, menjadikan kami skeptis..
Paham demokratis menjadikan kami pesimis..
Dan paham sekularis membuat kami atheis..

Wahai pemimpim kami, jikalau dalam keadaan sadar engkau patut kami hormati jadikan kami layaknya rakyat yang patut diayomi. Kami tak punya payung, kecuali atap langit milik Tuhan yang kami pinjam. Kami tak punya kehangatan kecuali mentari milik sang Ilahi Rabbi…

Kapan pun kejayaan itu sampai pada tanah zhalim ini semoga Ilahi Rabbi menyegerakannya. Jangan sampai pertumpahan darah saling menghabisi sesama saudara terjadi di Bumi Allah ini. Setitik surga yang jatuh itu ada di tanah khatulistiwa yang hampir zhalim, dan kami masih tetap berada pada barisan penanti amanah kejayaan berikutnya.

                                                                                                            
                                                                                                                                  evi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar